Laman

Satinah Binti Jumadi Ahmad Bisakah Lolos Hukuman Pancung

SEMARANG, KOMPAS.com — Entah bagaimana nasib Satinah binti Jumadi Ahmad
13 hari ke depan. Sebab, lolos atau tidaknya TKW asal Desa Kalisidi,
Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, ini dari hukuman pancung masih
menjadi teka-teki.

Tragis memang, pada saat warga bangsa tengah menyambut pesta demokrasi
lima tahunan, justru Satinah menjadi liyan.

Kabar mengenai ikhtiar juru runding pemerintah untuk "meluluhkan hati"
keluarga eks majikan Satinah di Arab Saudi seolah tenggelam di dalam
gegap gempita berita kampanye parpol dan para caleg.

"Saya tidak tahu perkembangannya, yang saya tahu dari koran itu berita
Pak Ganjar (Gubernur Jateng) menggalang koin peduli Satinah. Semoga dia
pulang dengan selamat," kata Paeri Al-Feri, kakak kandung Satinah, Jumat
(21/3/2014).

Sejak kecil, Satinah hidup menderita. Beranjak dewasa, dia melanglang
buana mencari kerja. Satinah dewasa menikah, tetapi tidak bahagia.
Suaminya bahkan meninggalkannya saat ia menjadi pembantu di luar negeri.

"Ruli (suami Satinah) pergi ke Jakarta waktu Satinah ke Arab dan sampai
sekarang tidak ada kabarnya. Si Nur, anaknya, bahkan sampai lupa wajah
bapaknya," kata Paeri.

Kepala Desa Kalisidi, Dimas, mengakui bahwa Satinah kurang familiar di
desanya karena sejak kecil Satinah pergi merantau di kota-kota besar.

"Sebenarnya tidak banyak yang kenal Satinah karena dia sejak kecil
merantau. Tapi kami semua terus mendoakan agar Bu Satinah bisa lolos
dari hukuman," kata Dimas.

Tak hanya itu, Satinah bahkan anonim untuk administrasi kependudukan di
Kabupaten Semarang. Namanya tak pernah tercantum dalam Daftar Pemilih
Tetap (DPT) Pemilu. "Enggak muncul (di DPT), karena dia tidak tercatat
secara administrasi di Desa Kalisidi," kata Dimas.

Ditanya mengenai waktu terakhir kali Satinah memegang KTP Desa Kalisidi,
Dimas menjawab tidak tahu. Meskipun demikian, pada keberangkatannya ke
Arab Saudi yang ketiga kalinya tahun 2007 Satinah diketahui memakai KTP
Desa Kalisidi.

Satinah binti Jumadi (41), anak bangsa yang tersesat di Arab Saudi, kini
nasibnya bak telur di ujung tanduk. Di balik jeruji penjara Al Gaseem,
dia hanya bisa berbaik-baik dengan Tuhan, berharap pada 3 April 2014
mendatang Tuhan mengirimkan malaikat untuk menyelamatkannya.

http://regional.kompas.com/read/2014/03/21/1216571/13.Hari.Jelang.Hukum.Pancung.Apa.Kabar.Satinah.

0 comments:

Post a Comment