Laman

Investor Singapura akan berinvestasi di Lippo Cikarang

Perusahaan pengembang properti , PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menerima
kunjungan delegasi investasi yang tergabung dalam Forum Singapore
Business Federation (SBF).

Rombongan terdiri dari 50 peserta dipimpin oleh Direktur SBF Alan Tan,
didampingi oleh Menteri Negara Bidang Perindustrian dan Perdagangan Teo
Ser Luck, Delegasi BKPM Indonesia untuk Singapura Harri Santoso dan
Delegasi Kadin Indonesia untuk Singapura Michael Goutama.

Kehadiran Teo Ser Luck dan delegasi SBF ke Lippo Cikarang untuk
menjajaki investasi dan kerjasama serta tatap muka dengan Management
Cellini sebuah perusahaan furniture ternama yang berlokasi di Delta
Silicon 2 Kawasan Industri Lippo Cikarang.

President Director and CEO LPCK, Meow Chong Loh dalam keterangan
tertulis di Jakarta, Rabu (26/11) mengatakan Lippo Cikarang berkembang
pesat karena basis ekonomi industri yang kuat, dimana perusahaan besar
berkaliber dunia seperti Toyota, Honda, Hyundai, Hankook, Danone,
Coca-Cola, Bridgestone berada di kawasan ini.

"Sejak semester II-2012 investasi dari luar negeri semakin deras masuk
ke Lippo Cikarang dan komunitas Ekpatriat seperti Jepang, Korea dan
Taiwan menjadi lebih dominan di kawasan ini," katanya.

Lebih lanjut, diperkirakan 60% hasil dari total perakitan kendaraan
bermotor seperti mobil, motor dari Koridor Timur, serta wacana
pembangunan pelabuhan laut di Cilamaya dan bandara Internasional di
Karawang semakin membuat wilayah ini terus berkembang.

Hal senada diungkapkan Direktur LPCK, Ju Kian Salim yang menyatakan saat
ini pihaknya sedang mengembangkan Kawasan Industri Delta Silicon 8 (DS
8) seluas 266 hektar dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO) dengan
Mandiri Group dimana penjualan tanah industri DS 8 ini di 2014 sudah
mencapai Rp809 miliar.

"Target 2015 dari DS 8 adalah senilai Rp1 triliun," terangnya.

Sementara CEO Cellini Design Center Pte.Ltd, Tan Cheng Whatt menjelaskan
menyambut 2015 diperkirakan akan semakin tinggi tingkat kompetisi dalam
dunia usaha furniture yang tentunya sangat diperlukan dukungan dari
Pemerintah Indonesia agar industri furniture dapat terus berkembang dan
bisa menciptakan serta menyerap semakin banyak tenaga kerja guna
menunjang perekonomian di Indonesia.

"Sangat diperlukan berbagai kebijakan pemerintah untuk dapat mendorong
daya beli dan penggunaan produk dalam negeri seperti pembatasan impor
furniture agar industri furniture di Indonesia tidak gulung tikar,"
terangnya.

Disisi lain, adanya kebijakan untuk mendukung industri furniture dalam
negeri seperti penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan
memberikan insentif perpajakan untuk industri yang bersifat labor
intensif, kemudahan dalam membuat perizinan dan lain-lainnya.
Sumber :
http://www.imq21.com/news/read/269330/20141126/070518/Lippo-Cikarang-Gaet-Investor-Singapura.html

0 comments:

Post a Comment