Koran Cikarang

Berita Terbaru Hari Ini,Berita Hari Ini Terbaru,Berita Update,Lowongan Kerja Cikarang Terbaru,cikarang,waterboom cikarang,lippo cikarang,waterboom lippo cikarang,lowongan kerja cikarang,hotel di cikarang,water boom cikarang,loker cikarang,loker cikarang terbaru,cikarang listrindo,hotel bekasi

Koran Cikarang

Berita Terbaru Hari Ini,Berita Hari Ini Terbaru,Berita Update,Lowongan Kerja Cikarang Terbaru,cikarang,waterboom cikarang,lippo cikarang,waterboom lippo cikarang,lowongan kerja cikarang,hotel di cikarang,water boom cikarang,loker cikarang,loker cikarang terbaru,cikarang listrindo,hotel bekasi

Koran Cikarang

Berita Terbaru Hari Ini,Berita Hari Ini Terbaru,Berita Update,Lowongan Kerja Cikarang Terbaru,cikarang,waterboom cikarang,lippo cikarang,waterboom lippo cikarang,lowongan kerja cikarang,hotel di cikarang,water boom cikarang,loker cikarang,loker cikarang terbaru,cikarang listrindo,hotel bekasi

Koran Cikarang

Berita Terbaru Hari Ini,Berita Hari Ini Terbaru,Berita Update,Lowongan Kerja Cikarang Terbaru,cikarang,waterboom cikarang,lippo cikarang,waterboom lippo cikarang,lowongan kerja cikarang,hotel di cikarang,water boom cikarang,loker cikarang,loker cikarang terbaru,cikarang listrindo,hotel bekasi

Koran Cikarang

Berita Terbaru Hari Ini,Berita Hari Ini Terbaru,Berita Update,Lowongan Kerja Cikarang Terbaru,cikarang,waterboom cikarang,lippo cikarang,waterboom lippo cikarang,lowongan kerja cikarang,hotel di cikarang,water boom cikarang,loker cikarang,loker cikarang terbaru,cikarang listrindo,hotel bekasi

Laman

Toyota To Recall

Apakah anda memiliki mobil toyota? Coba check berita di bawah ini bahwa
Toyota akan melakukan Toyota to recall.
TOKYO (Reuters) - Toyota Motor Corp , in its second-largest recall
announcement, said on Wednesday that it would call back 6.39 million
vehicles globally, and analysts saw automakers increasingly turning to
recalls rather than risk bad publicity or legal costs.

Rival General Motors Co is in the midst of its own recall of 2.6 million
cars related to an ignition switch problem, which has been linked to at
least 13 deaths.
Toyota, the world's biggest automaker said, it was not aware of any
crashes or injuries caused by the glitches, which were found in 27
Toyota models including the RAV4 and Yaris subcompact. It uncovered five
different faults involving parts ranging from steering to seats.

Toyota said problems were also found in the Pontiac Vibe and the Subaru
Trezia, two models the automaker built for General Motors and Fuji Heavy
Industries .

The automaker did not say how much the recalls would cost, and it was
not clear if the faults stemmed from Toyota's suppliers or its
manufacturing process.

The move by Toyota to announce five different recalls on a single day
from Tokyo comes as major automakers face increasing scrutiny in the
United States on how quickly they take preventive safety action and how
quickly they share information with regulators and the public.

Toyota agreed last month to pay $1.2 billion to the U.S. government for
withholding information related to unintended acceleration in its
vehicles. That safety crisis had caused Toyota to recall more than 9
million vehicles.

"The negative publicity is causing automakers to react faster," said
Dennis Virag, president of the Automotive Consulting Group. "The harm
done to Toyota and GM is significant. Others don't want to suffer the
same fate."

For a graphic of U.S. recalls see: (http://link.reuters.com/qyg48v)

General Motors Chief Executive Mary Barra was grilled by Congress last
week on her company's late response to the ignition switch issue.

Morningstar analyst David Whiston said that costs of recalls can pale in
comparison to potential fines and other legal costs.

"The latest Toyota recall is a preventative measure. There have been no
fatalities, but recalling the vehicles now will not lead to months of
headlines, congressional hearings and fines from the Department of
Justice," he said.

In the largest of the recalls announced on Wednesday, Toyota said some
3.5 million vehicles were being recalled to replace a spiral cable that
could be damaged when the steering wheel is turned. That could cause the
air bag to fail in the event of a crash, the automaker said.

In total, about 2.34 million of the vehicles to be recalled were sold in
North America. Another 810,000 were sold in Europe.

In the second-largest of the Toyota recalls, some 2.32 million
three-door models made between January 2005 and August 2010 are being
recalled to check for a fault in the seat rails that could cause the
seat to slide forward in a crash, risking injury for the driver or
passengers.

The other recalls are for faulty steering column brackets, windshield
wiper motors and engine starters.

The recall announcement, which came during late afternoon Tokyo trade,
knocked an additional 2 percent off Toyota's already sagging shares.

They quickly pared the extra losses, however, and ended down 3 percent
at 5,450 yen, reflecting an overall weak tone in the market where the
benchmark Nikkei average fell 2.1 percent.

Toyota's 6.39 million vehicle recall is the largest announced on a
single day for the company since October 2012, when it called back 7.43
million Yaris, Corolla and other models to fix faulty power window switches.

In the first two months of 2014, major automakers had announced 18
separate recalls in the United States, now the second-largest auto
market behind China, according to the latest data compiled by the
National Highway Traffic Safety Administration.

The recent wave of large-scale recalls represents a source of revenue
for auto dealers who are paid by manufacturers to service defective cars.

(Reporting by Andreas Cremer in BERLIN, Laurence Frost in PARIS and
Chang-Ran Kim in TOKYO, Bernie Woodall and Nick Carey in DETROIT;
Editing by Miral Fahmy, Ryan Woo and Peter Henderson)

http://www.chicagotribune.com/classified/automotive/sns-rt-us-toyota-motor-recall-20140408,0,2754847.story

Kereta Api Malabar Jurusan Bandung-Malang Anjlok

Kereta api Malabar jurusan Bandung-Malang anjlok dan terguling ke dalam
jurang di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat, 4 April 2014 pukul
19:00 WIb.

Sampai saat ini Total Korban tewas berjumlah 4 orang salah satu korban
tewas yang kini disemayamkan di kamar mayat RSUD Kota Tasikmalaya adalah
Sri Hartanto, laki-laki kelahiran tahun 1954, warga Jalan Mujair,
Kelurahan Minomartani, Sleman, Yogyakarta.

Salah satu korban tewas berjenis perempuan bernama Ayu, 27 tahun. Saat
dievakuasi, Ayu mengenakan seragam karyawan PT Kereta Api.

Informasi dari Kepala Kepolisian Resort Tasikmalaya Kota, Ajun Komisaris
Besar Noffan Widyayoko, seluruh korban jiwa sudah dievakuasi. Turut
diselamatkan juga dua korban luka berat, satu lelaki dan seorang wanita.

Nasib Para penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke Jawa Tengah dan
Malang Jawa Timur) masih berkumpul di perkampungan sekitar lokasi kejadian.

Tahun 2025 Indonesia diperkirakan akan krisis air bersih

Diperkirakan sekitar 321 juta jiwa penduduk Indonesia akan mengalami
kelangkaan air bersih pada 2025. Pertumbuhan penduduk yang tidak
sebanding dengan ketersediaan air dan perilaku masyarakat yang boros air
menjadi penyebab utamanya. Penggunaan air dalam kegiatan rumah tangga
sehari-hari merupakan salah satu faktor yang menyebabkan akan terjadinya
krisis air bersih di Indonesia.

Kegiatan mencuci pakaian berkontribusi dalam pemakaian air terbesar
kedua setelah keperluan mandi. Brand Manager Molto PT Unilever
Indonesia, Tbk, Pauline Liongosari mengatakan, kegiatan mencuci baju
menghabiskan hingga 30 persen konsumsi air dalam rumah tangga secara
keseluruhan. Dari jumlah 30 persen tersebut, 70 persennya digunakan
untuk pembilasan.

"Harus ada perubahan perilaku menghemat air sesegeranya demi
menyelamatkan kehidupan generasi mendatang," ujarnya akhir pekan lalu.

Pemakaian air rata-rata rumah tangga di perkotaan di Indonesia untuk
golongan ekonomi menengah ke bawah adalah 169,11 liter perorang perhari.
Sementara untuk golongan ekonomi menengah ke atas adalah 247,36 liter
perorang perhari untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci tangan,
menggosok gigi, mandi, toilet, mencuci baju, mencuci piring, memasak,
menyiram tanaman dan mencuci kendaraan.

Pendiri dan Ketua Indonesia Water Institute, Firdaus Ali memaparkan
sejak tahun 2000 telah terjadi kelangkaan air bersih di beberapa kawasan
di Indonesia. Data memperlihatkan bahwa Pulau Jawa telah mengalami
defisit air sebesar 2,809 miliar meter kubik, Sulawesi 9,232 miliar
meter kubik,

Bali 7,531 miliar meter kubik dan NTT 1,343 miliar meter kubik.

Di Jakarta sendiri, sampai 2013 cakupan layanan air bersih baru mampu
menjangkau sekitar 38 persen dari total jumlah populasi (10,1 juta
jiwa). "Jika sepersepuluh dari warga Jakarta dapat mengubah perilakunya
untuk menghemat air, maka dapat bantu memperlambat laju krisis air,"
kata dia.

Ibu berperan besar dalam mengajarkan perilaku penggunaan air secara
optimal demi kelestarian air untuk masa depan generasi mendatang yang
lebih cerah. Lebih dari itu, menghemat air juga secara langsung dapat
mengurangi pengeluaran rumah tangga. Ibu dapat mulai mengubah perilaku
keluarga dalam penggunaan air bersih dari sekarang secara optimal
melalui 3P yakni pengurangan, penggunaan kembali dan pelestarian air.

Ibu dari satu orang putra yang juga merupakan pecinta lingkungan,
Riyanni Djangkaru mengatakan melestarikan air untuk kehidupan anak di
masa depan dapat dimulai perlahan dalam keseharian. Ibu sebagai
penggerak rumah tangga dituntut untuk menjadi panutan keluarga agar
langkah kecilnya dalam menghemat air mudah ditiru dan diikuti oleh
anggota keluarga yang lain. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
menghemat air melalui 3P.

"Di rumah, saya membiasakan menggunakan hanya satu gayung air dan waslap
saat mandi untuk mengurangi penggunaan air, menampung air hujan agar
dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman, serta membuat lubang
resapan biopori atau menanam tanaman yang mampu menyimpan banyak air,"
ucapnya.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/24/n2x3pq-penggunaan-air-di-rumah-tangga-picu-kelangkaan-air-bersih